Waktu Sumenep
Kotak Berkas
Alamat pengeposan file ke webiste ISPI Sumenep, anda dapat mengirim file berupa Word, Excel, PDF, Foto dan Video dari email anda, alamatkan ke : ispisumenep.file@blogger.com
Lebih jelasnya saudara lihat di menu Tutorial cara mengirim data ke website kami, terima kasih kunjungannya.
Admin
Blog Archive
Link Edukasi
Rabu, 29 Desember 2010
22.40 |
Diposting oleh
ISPI Kab. Sumenep
Dari : Agupena Jawa Tengah
Tanggal: 28 Desember 2010 06.04 Subjek: Agupena Jawa Tengah
Ke: ispisumenep@gmail.com
SITUS ALTERNATIF SUMBER SEJARAH
Posted: 26 Dec 2010 11:50 PM PST
Oleh: ARI KRISTIANAWATI, S.Pd.
Guru Sejarah SMAN 1 Sragen
Anggota Agupena Jateng
Anggota Agupena Jateng
Penggunggahan informasi rahasia dan data autentik berbagai kawat diplomatik Kedubes AS serta negara lain oleh Wikileaks memunculkan kehebohan diberbagai negara, khususnya rezim kekuasaan politik. Penayangan informasi, data yang autentik yang selama ini disembuyikan dalam laci sensor informasi (wacana), telah membuka lebar mata masyarakat dunia tentang apa yang dinamakan paradoks politik dan sosial.
AS misalnya yang selama ini menampilkan diri dalam pencitraan diri sebagai negara demokratis yang selalu mengedepankan transparansi informasi, seperti terpukul malu atas informasi di Wikileaks. Ternyata AS dan politik internasionalnya memiliki hasrat yang kuat untuk menguasai beragam kepentingan negara-negara lain. AS juga kental dengan semangat intervensi politik-ekonomi dan berbagai produk kebijakan dinegara-negara dunia ketiga.
Wikileaks memang mungkin akan mengalami kondisi "tragis" dilakukan blokade informasi dan biaya politiknya dipangkas dengan berbagai cara oleh rezim penguasa informasi dunia. Langkah penahanan pendiri Wikileaks Paul Assange, merupakan start dari politik represi atas kebebasan informasi yang dijalankan oleh Wikileaks. Wikileaks adalah situs informasi yang penting bagi masyarakat dunia untuk mengetahui segala informasi yang selama ini tersembunyi dan sengaja ditutup-tutupi oleh penguasa informasi dunia.
Setali mata uang dengan Wikileaks, situs penggunggah informasi dan data autentik muncul di Indonesia, yakni Indoleaks. Indoleaks bagi pendirinya ditempatkan sebagai alat untuk menyebarluaskan informasi bagi masyarakat. Bagi Indoleaks, informasi adalah hak asasi masyarakat (publik). Indoleaks, menampilkan beberapa data autentik dan data transkripsi tentang peristiwa-peristiwa masa lalu yang selama ini hanya terakses oleh kalangan akademisi, sejarawan, aktifis, dan berbagai kelompok kepentingan.
Berbeda dengan wikileaks yang menampilkan informasi yang sebagian besar belum pernah dibaca atau dimengerti oleh masyarakat dunia, Indoleaks menampilkan informasi dan data yang selama ini secara desas-desus keilmuan pernah dijadikan bahan riset atau studi. data dan informasi yang ada di Indoleaks adalah data yang sering diperbincangan menjadi referensi polemik politik hingga bahan penyusunan naskah akademik. Termasuk juga beberapa data dan bahan tentang sesuatu yang selama ini telah diyakini kebenarannya oleh publik namun tidak bisa diakses oleh masyarakat.
Data tentang investigasi kasus Munir, data visum korban G 30 S, data tentang transkrip perbincangan Soeharto dengan pejabat AS, dan sebagainya. Indoleaks ibaratnya menjadi "pemulung" informasi dan data aktual serta mayoritas data sejarah yang sebenarnya dibutuhkan bagi proyeksi kritik sumber sejarah.
Indoleaks menjadi situs yang menggunggah informasi yang valid, autentik dan data-data referensi bagi proses pengembangan nalar kritis generasi muda atau mereka yang belajar tentang berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Fungsi substansial Indoleaks, sendiri dalam pengembangan keilmuan antara lain adalah:
Pertama, menjadi rujukan sekunder bahkan primer untuk kepentingan studi ilmu sejarah. Khususnya data Indoleaks yang menyajikan naskah/transkrisp yang memiliki bobot nilai sejarah. data yang diperlukan adalah data mentah, tanpa sebuah atensi atau politisasi. data Indoleaks yang ideal yang seharusnya reguler ditampilkan menjadi bahan atau materi ajar yang bisa mengimbangi data "mainstream" yang selama ini didominasi oleh kepentingan status quo.
Kedua, Indoleaks bisa menjadi "mata air" keilmuan yang menyampaikan tentang narasi sejarah dan bukannya menyampaikan opini tentang sejarah beserta bumbu politik dan kronologisnya yang bisa jadi terdistorsi oleh beragam diskursus politik dan sosiologis.
Ketiga, Indoleaks seharusnya memilah apa yang dinamakan data sejarah berdasarkan klasifikasi tematik dan dilengkapi dengan berbagai data yang menyeimbangkan. Bukan sekadar menggunggah informasi yang asal beda dengan informasi resmi melalui kanal resmi kekuasaan.
Bagi dunia pendidikan adanya situs Wikileaks dan Indoleaks merupakan 'anugerah" karena para pelaku dunia pendidikan, bisa menjadikannya sebagai "mitra informasi" yang mencoba mengkritisi sumber-sumber ilmu pengetahuan yang diformalisasikan. Meminjam istilah Takashi Shiraishi indoleaks dan wikileaks bisa menjadi instrumen untuk memfalsifikasi kebenaran sejarah formal yang penuh dengan kontrol wacana status quo.
Harapan yang utama terhadap Indoleaks adalah agar Indoleaks memiliki apa yang dinamakan desain penyampaian informasi yang tetap berpegang pada kaidah kebenaran objektif, aktual, dan memiliki nalar ilmiah. Bukannya menggunggah informasi yang sifatnya "opini" atas peristiwa masa lalu. Indoleaks dengan demikian bisa menjadi "bank data" alternatif untuk mencerdakan nalar edukasi siswa, pendidik dan masyarakat. Semoga!
AS misalnya yang selama ini menampilkan diri dalam pencitraan diri sebagai negara demokratis yang selalu mengedepankan transparansi informasi, seperti terpukul malu atas informasi di Wikileaks. Ternyata AS dan politik internasionalnya memiliki hasrat yang kuat untuk menguasai beragam kepentingan negara-negara lain. AS juga kental dengan semangat intervensi politik-ekonomi dan berbagai produk kebijakan dinegara-negara dunia ketiga.
Wikileaks memang mungkin akan mengalami kondisi "tragis" dilakukan blokade informasi dan biaya politiknya dipangkas dengan berbagai cara oleh rezim penguasa informasi dunia. Langkah penahanan pendiri Wikileaks Paul Assange, merupakan start dari politik represi atas kebebasan informasi yang dijalankan oleh Wikileaks. Wikileaks adalah situs informasi yang penting bagi masyarakat dunia untuk mengetahui segala informasi yang selama ini tersembunyi dan sengaja ditutup-tutupi oleh penguasa informasi dunia.
Setali mata uang dengan Wikileaks, situs penggunggah informasi dan data autentik muncul di Indonesia, yakni Indoleaks. Indoleaks bagi pendirinya ditempatkan sebagai alat untuk menyebarluaskan informasi bagi masyarakat. Bagi Indoleaks, informasi adalah hak asasi masyarakat (publik). Indoleaks, menampilkan beberapa data autentik dan data transkripsi tentang peristiwa-peristiwa masa lalu yang selama ini hanya terakses oleh kalangan akademisi, sejarawan, aktifis, dan berbagai kelompok kepentingan.
Berbeda dengan wikileaks yang menampilkan informasi yang sebagian besar belum pernah dibaca atau dimengerti oleh masyarakat dunia, Indoleaks menampilkan informasi dan data yang selama ini secara desas-desus keilmuan pernah dijadikan bahan riset atau studi. data dan informasi yang ada di Indoleaks adalah data yang sering diperbincangan menjadi referensi polemik politik hingga bahan penyusunan naskah akademik. Termasuk juga beberapa data dan bahan tentang sesuatu yang selama ini telah diyakini kebenarannya oleh publik namun tidak bisa diakses oleh masyarakat.
Data tentang investigasi kasus Munir, data visum korban G 30 S, data tentang transkrip perbincangan Soeharto dengan pejabat AS, dan sebagainya. Indoleaks ibaratnya menjadi "pemulung" informasi dan data aktual serta mayoritas data sejarah yang sebenarnya dibutuhkan bagi proyeksi kritik sumber sejarah.
Indoleaks menjadi situs yang menggunggah informasi yang valid, autentik dan data-data referensi bagi proses pengembangan nalar kritis generasi muda atau mereka yang belajar tentang berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Fungsi substansial Indoleaks, sendiri dalam pengembangan keilmuan antara lain adalah:
Pertama, menjadi rujukan sekunder bahkan primer untuk kepentingan studi ilmu sejarah. Khususnya data Indoleaks yang menyajikan naskah/transkrisp yang memiliki bobot nilai sejarah. data yang diperlukan adalah data mentah, tanpa sebuah atensi atau politisasi. data Indoleaks yang ideal yang seharusnya reguler ditampilkan menjadi bahan atau materi ajar yang bisa mengimbangi data "mainstream" yang selama ini didominasi oleh kepentingan status quo.
Kedua, Indoleaks bisa menjadi "mata air" keilmuan yang menyampaikan tentang narasi sejarah dan bukannya menyampaikan opini tentang sejarah beserta bumbu politik dan kronologisnya yang bisa jadi terdistorsi oleh beragam diskursus politik dan sosiologis.
Ketiga, Indoleaks seharusnya memilah apa yang dinamakan data sejarah berdasarkan klasifikasi tematik dan dilengkapi dengan berbagai data yang menyeimbangkan. Bukan sekadar menggunggah informasi yang asal beda dengan informasi resmi melalui kanal resmi kekuasaan.
Bagi dunia pendidikan adanya situs Wikileaks dan Indoleaks merupakan 'anugerah" karena para pelaku dunia pendidikan, bisa menjadikannya sebagai "mitra informasi" yang mencoba mengkritisi sumber-sumber ilmu pengetahuan yang diformalisasikan. Meminjam istilah Takashi Shiraishi indoleaks dan wikileaks bisa menjadi instrumen untuk memfalsifikasi kebenaran sejarah formal yang penuh dengan kontrol wacana status quo.
Harapan yang utama terhadap Indoleaks adalah agar Indoleaks memiliki apa yang dinamakan desain penyampaian informasi yang tetap berpegang pada kaidah kebenaran objektif, aktual, dan memiliki nalar ilmiah. Bukannya menggunggah informasi yang sifatnya "opini" atas peristiwa masa lalu. Indoleaks dengan demikian bisa menjadi "bank data" alternatif untuk mencerdakan nalar edukasi siswa, pendidik dan masyarakat. Semoga!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar